Selasa, 20 Desember 2011

Perang Besar Teknologi Di Tahun 2012

Ada paparan menarik dari kolumnis FastCompany Farhad Manjoo bagaimana tahun 2012 bakal menjadi perang besar teknologi. Apple, Facebook, Google, Amazon, diklaim bakal menjadi aktor "perang" dalam inovasi masa depan. Tulisan berikut sebagian besar merupakan saduran dari paparan Farhad Manjoo.
Di awal tulisannya, Farhad menyebut Gilbert Wong, Walikota Cupertino. Suatu saat, Wong memanggil dewan kota  untuk sebuah pertemuan dengan CEO Apple saat itu, mendiang Steve Jobs.  Wong mengatakan, "Seperti yang Anda ketahui, Cupertino sangat terkenal untuk Komputer Apple. Dan kami merasa sangat terhormat karena Steve Jobs mau memberikan presentasinya  di sini."
"Apple tumbuh seperti rumput liar," kata Jobs membuka presentasinya dengan suara tenang dan kadang gemetaran. Jobs, saat itu, mengungkapkan niatnya membangun kampus raksasa baru dari tanah yang ia peroleh dari Hewlett-Packard tahun 2010. Kampus futuristik  ini akan menjadi rumah dari 12.000 karyawan Apple. Tak ada yang tahu pada saat itu, 7 Juni 2011, merupakan penampilan terakhir Jobs di publik sebelum pengunduran dirinya sebagai CEO Agustus silam dan mangkatnya di awal Oktober lalu. Dan, bangunan futuristik yang direncanakan selesai  tahun 2015 ini akan menandai "perang teknologi" di Lembah Silikon makin sengit.
Empat perusahaan Amerika Serikat akan menandaskan bahwa abad ke-21 sebagai era perang teknologi informasi. Selama dua tahun ke depan, Amazon, Apple, Facebook, dan Google  bakal bertarung sengit di pasar ponsel dan tablet, termasuk aplikasi mobile, jejaring sosial, dan sebagainya. Kompetisi akan makin ketat. Masing-masing perusahaan telah menunjukkan keunggulan bersaingnya, strategi jeniusnya, dan proses eksekusi yang luar biasa.
Pertumbuhan perusahaan tersebut tidak membutuhkan waktu yang pendek. Semua serba cepat. Apple membuat produk elektronik konsumen. Google menggenjot mesin pecarinya. Amazon membangun toko onlinenya, dan Facebook membangun jejaring sosialnya. Dan kesannya, hal tersebut sudah kuno. Semua sudah berinovasi dengan cepat.
Jeff Bezos, misalnya. Bezos dengan menggunakan teknologi komputasi awan, telah mendorong Amazon tidak sekadar toko online. Bezos menciptakan Kindle Fire, sebuah tablet yang digadang-gadang bakal sukses melawan supremasi tablet yang selama ini dikuasai Apple. Amazon hampir meraih dua kali pendapatan tahunan sebesar USD 34 miliar dan diperkirakan oleh para analis bakal naik menjadi USD 100 miliar pada tahun 2015.
Google pun berkembang dari katalog informasi menjadi jejaring sosial yang melenggang optimitis menandingi Facebook. CEO Larry Page meluncurkan Google+ untuk menatang Facebook dan menyiapkan kekuatan dengan mengakuisisi Motorola Mobility sebesar USD 12,5 miliar untk menghadapi Apple.  Google juga mengembangkan YouTube sebagai bagian dari media pemasaran yang diklaim telah membawa lebih dari USD 30 miliar tahun ini, jumlah yang hampir dua kali bila dibanding pendapatan iklan ini tahun 2007.
Facebook sekarang ini telah berevolusi bukan sekadar jejaring sosial. Facebook menjadi media pengubah pola komunikasi masyarkat terluas secara global. Facebook mengubah cara orang membaca berita, mencari informasi, menonton televisi, menikmati film, mendengarkan musik, dan sebagainya. Media ini pun menjadi alat mumpuni pemasaran yang baru.
Amazon, Apple, Facebook, dan Google tidak mengenal batas-batas  untuk mengembangkan teknologi ritel, periklanan, penerbitan, film, TV, dan keuangan. Keempat perusahaan inilah yang diklaim meraja inovasi teknologi mutakhir. Keempatnya bakal menjadi para petarung mumpuni di era "perang" inovasi sekarang ini.
Masing-masing perusahaan mempunyai formula rahasia yang suatu saat akan dikeluarkan dalam bentuk produk yang membuat banyak orang tercengang sebagai sebuah inovasi baru. Masing-masing akan berupaya untuk meneliti, mendigitalkan, dan merevolusi setiap sudut kehidupan kita. Keempatnya mempunyai visi inovatif yang besar. Namun, keempatnya tergantung pada tiga ide yang saling terkait.
Pertama, setiap perusahaan telah merengkuh teknologi pasca PC yang kemudian terwujud dalam bentuk tablet, ponsel pintar, dan sebagainya. Masing-masing perusahaan telah diuntungkan dari inovasi mobile tersebut, bahkan dalam skala luar biasa, baik dalam pendapatan, cadangan kas, dan kapitalisasi pasar.
Kedua, fungsi dan fakta perangkat pasca PC telah mendorong sekaligus memfasilitasi peningkatan konsumsi. Jadi, masing-masing perusahaan tersebut akan memperdalam upaya mereka untuk servis terkait dengan media, seperti buku, musik, film, tayangan TV, games, dan apa pun yang bisa memenuhi kebutuhan orang di saat sendiri maupun saat bersosialisasi dengan apa pun dan siapa pun.
Namun, upaya ini tidak hanya sebatas pada media digital. Mereka akan mengupayakan agar proses konsumsi bisa lebih mudah. Kindle seharga USD 79, misalnya, bukan sekadar alat baca, namun terintegrasi dengan penawaran produk Amazon lokal. Kindle Fire akan ditemani oleh tablet dengan desain ulang dari Amazon yang memudahkan orang untuk membeli produk-produk fisik yang dijual perusahaan, dari makanan hewan sampai mesin pemotong rumput. Prinsipnya, di mana pun dan kapan pun orang online, mereka ingin berada di sana untuk siap membantu dalam proses transaksi.
Semua aktivitas orang dengan perangkat tersebut akan menghasilkan banyak data yang mendukung ide ketiga yang mendukung visi bisnis mereka. Data seperti susu ibu bagi Amazon, Apple, Facebook, dan Google. Data ini tidak hanya  menjadi bahan bakar baru dan lebih baik bagi sistem periklanan baru (yang mana Google dan Facebook sangat tergantung pada data tersebut), melainkan akan menjadi insight lebih baik pada apa yang akan orang beli di kemudian hari (seperti yang Amazon dan Apple ingin tahu).
Data akan menjadi kekuatan untuk inovasi baru.  Misalnya, sustem pengenalan suara Google, peta lalu lintas, maupun pelacakan pelanggan anonim, dan sebagainya.
Ketiga ide di atas saling terkait dan mendukung. Di era pasca PC, perangkat sangat erat dengan pengguna individu. Coba pikirkan: kita mungkin mempunyai sebuah komputer untuk keluarga, tapi tidak dengan Kindle. ebook Amazon terkait dengan akun personal dan bisa dibaca oleh hanya satu orang dalam satu kali waktu baca. Hal yang sama terjadi pada telepon dan aplikasi.
Keempat rakasasa teknologi tersebut akan bertarung dalam ranah di atas. Mereka cukup berambisi. Meski bertanding dalam wilayah seluas Lembah Silikon, tapi peperangan nyata mereka terjadi di pasar seluas dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar